BAB
II
Kajian
Pustaka
2.1
Definisi Kuesioner Penelitian
Kuesioner
atau sering juga dikenal dengan istilah angket merupakan salah satu instrumen
pengumpul data paling populer yang digunakan dalam penelitian pendidikan maupun
sosial. Di dalam kuesioner terdapat beberapa pertanyaan atau pernyataan yang
berhubungan erat dengan permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan. Kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa lalu disebarkan kepada responden untuk memperoleh berbagai
informasi di lapangan. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner merupakan
instrumen yang paling sering digunakan, karena kuesioner mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan alat pengumpul data yang lain.
Ada beberapa pengertian kuesioner yang
diungkapkan oleh para ahli
Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.
Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.
Menurut Suharsimi Arikunto,
Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. (Sugiyono, 2005:162).
Angket merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang
diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi
yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh
sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Dengan demikian angket/kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya
berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan
kepada responden untuk dimintakan jawaban. Dengan menggunakan kuesioner, analisis
berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk
menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam
suatu wawancara.
2.2Tujuan
Kuesioner
Adapun beberapa tujuan pokok dalam pembuatan
kuesioner/angket, antara lain :
- Memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian.
- Memperoleh data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.
- Sebagai alat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari hipotesis.
2.3Fungsi
Kuesioner
Ada beberapa fungsi dari kuesioner /
angket, antara lain:
- Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan catatan permanen.
- Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
- Pembuatan evaluasi progam bimbingan.
- Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden.
2.4Jenis – Jenis Pertanyaan Dalam
Kuesioner
Ada tiga jenis pertanyaan dalam
kuesioner, yakni pertanyaan tertutup, terbuka, dan gabungan tertutup dan
terbuka.
2.4.1
Pertanyaan Dengan Jawaban Tertutup
2.4.1.1
Pengertian Pertanyaan Dengan Jawaban
Tertutup
Pertanyaan
dengan jawaban tertutup yaitu pertanyaan dimana semua alternatif jawaban
responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif
jawaban yang dianggapnya sesuai. Contohnya yaitu sebagai berikut;
Atasan Anda mendelegasikan tugas dengan jelas:
1.
Sangat
Setuju Sekali;
2.
Sangat
Setuju;
3.
Setuju;
4.
Tidak
Setuju; dan
5.
Sangat
Tidak Setuju.
2.4.1.2
Keuntungan Pertanyaan Dengan Jawaban
Tertutup
Keuntungan
pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu:
1. Jawaban-jawaban bersifat standar dan
bisa dibandingkan dengan jawaban orang lain;
2. Jawaban-jawabannya jauh lebih mudah
dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung dapat dikoding dari pertanyaan
yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat tenaga dan waktu;
3. Responden lebih merasa yakin akan
jawaban-jawabannya, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin;
4. Jawaban-jawaban relatif lebih
lengkap karena sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti; dan
5. Analisis dan formulasinya lebih
mudah jika dibandingkan dengan model kuesioner dengan jawaban terbuka.
2.4.1.3
Kelemahan Pertanyaan Dengan Jawaban
Tertutup
Kelemahan
pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu:
1. Sangat mudah bagi responden untuk
menebak setiap jawaban, meskipun sebetulnya mereka tidak memahami masalahnya;
2. Responden merasa frustrasi dengan
sediaan jawaban yang tidak satu pun yang sesuai dengan keinginannya;
3. Sering terjadi jawaban-jawaban yang
terlalu banyak sehingga membingungkan responden untuk memilihnya; dan
4. Tidak bisa mendeteksi adanya
perbedaan pendapat antara responden dengan peneliti karena responden hanya
disuruh memilih alternatif jawaban yang tersedia.
2.4.2
Pertanyaan Dengan Jawaban Terbuka
2.4.2.1
Pengertian Pertanyaan Dengan Jawaban
Terbuka
Pertanyaan dengan jawaban terbuka yaitu
pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada responden untuk menjawabnya.
Disini peneliti tidak memberikan satupun alternatif jawaban. Contohnya yaitu
sebagai berikut;
Sebutkan lima sifat pemimpin yang Anda sukai:
1.
……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………
5. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. ……………………………
5. ……………………………
Bagaimana pendapat Anda tentang kepemimpinan supervisor
Anda?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.4.2.2
Keuntungan Pertanyaan Dengan Jawaban
Terbuka
Keuntungan pertanyaan dengan jawaban
terbuka yaitu;
1. Dapat digunakan manakala semua
alternatif jawaban tidak diketahui oleh peneliti, atau manakala peneliti ingin
melihat bagaimana dan mengapa jawaban responden serta alasan-alasannya. Hal ini
sangat baik untuk menambah pengetahuan peneliti akan masalah yang diutarakannya;
dan
2. Membolehkan responden untuk menjawab
sedetil atau serinci mungkin atas apa yang ditanyakan peneliti. Dalam hal ini
pendapat responden dapat diketahui dengan baik oleh peneliti.
2.4.2.3
Kelemahan Pertanyaan Dengan Jawaban
Terbuka
Kelemahan pertanyaan dengan jawaban
terbuka yaitu terlalu banyak variasi jawaban dari responen, sehingga akan
menyulitkan peneliti dalam melakukan pengolahan atau analisis data
2.4.3
Pertanyaan Gabungan (jawaban
tertutup dan terbuka)
Untuk menjembatani
kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka sering digunakan pertanyaan model
gabungan antara keduanya. Dengan model tertutup dan tebuka, semua kekurangan
seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam satu pertanyaan, disamping disediakan
alternatif jawaban oleh peneliti, juga perlu disediakan alternatif terbuka (c.
…………… ) untuk diisi sendiri oleh responden sesuai dengan pendapatnya secara
bebas.
Dalam mengolah data untuk model
terakhir ini, bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua jawaban responden
pada alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti melihat ulang apakah
jawaban responden yang terakhir itu sebenarnya sudah termasuk ke dalam salah
satu alternatif jawaban yang tersedia. Dan jika ternyata jawabannya sama dengan
salah satu alternatif jawaban yang tersedia namun dalam bahasa yang berbeda,
peneliti bisa menganggapnya sebagai jawaban seperti pada alternatif yang
tersedia tadi.
Contoh sebuah pertanyaan sederhana
dengan alternatif jawabannya: Tujuan Anda berkunjung ke perpustakaan adalah:
(1) mengerjakan tugas-tugas akademik; (2) mencari informasi akademik untuk
kepentingan tugas dari dosen; (3) menambah wawasan; (4) ………… menambah
pengetahuan. (Responden menjawab dengan tulisan sendiri pada alternatif yang
terbuka ini). Kita bisa melihat bahwa sebenarnya jawaban responden tersebut
sama atau hampir sama dengan alternatif nomor (3) menambah wawasan.
Contoh
lainnya yaitu;
Pekerjaan Anda:
1. Pegawai Negeri Sipil
2. TNI
3. Professional:
a. Dokter
b. Guru
c. Pengacara
d. lainnya (Sebutkan): ______________________
4. Pengusaha
5. Lainnya (Sebutkan): ___________________________
2. TNI
3. Professional:
a. Dokter
b. Guru
c. Pengacara
d. lainnya (Sebutkan): ______________________
4. Pengusaha
5. Lainnya (Sebutkan): ___________________________
2.5Syarat
Membuat Kuesioner
Persyaratan
lain dalam membuat kuesioner, antara lain adalah :
1. Relevansi kuesioner:
Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi, relevan pertanyaan dengan responden
secara perorangan.
2. Relevansi pertanyaan
dengan studi: betul
3. Relevansi pertanyaan
dengan responden: betul.
2.6Masalah Dalam Pengumpulan Data
Sebelum mebuat
kuesioner, ada baiknya peneliti mengantisipasi kemungkinan adanya kesalahan
yang sering terjadi berkaitan dengan pelaksanaan pengumpulan data dari
responden. Beberapa permasalahan yang mungkin dan bahkan sering terjadi dan bagaimana
cara memperbaikinya adalah sebagaimana disarankan oleh Bailey (1987), sebagai
berikut:
1. Responden sering
menganggap wawancara tidak masuk akal dan bahkan sering menganggapnya sebagai
dalih untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya komersial.
Alternatif pemecahannya antara lain adalah menyampaikannya dalam
pengantar bahwa penelitian yang akan dilakukan benar-benar untuk tujuan
nonkomersial. Tentu saja dengan kata-kata yang baik dan sopan.
2.
Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa
menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media massa.
Pemecahannya adalah menghindari pertanyaan yang sensitif, serta
diyakinkan bahwa tidak akan ada nama responden di dalamnya.
- Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu.
Upayakan
untuk meyakinkan responden bahwa ini beda, beri pengertian bahwa responden
dalam hal ini turut berjasa dalam membantu penelitian ini.
- Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa lelah karena sering dijadikan kelinci percobaan.
Ini jarang terjadi di
negeri kita. Namun jika hal seperti ii terjadi, peneliti bisa menggunakan
instrumen lain., atau bahkan mencari sumber data yang lain.
- Responden orang ‘penting’ dan sering merasa tahu akan apa yang akan ditelitinya.
Cara
pemecahannya adalah dengan metode menyanjung orang penting tadi, misalnya
dengan mengatakan bahwa hanya dialah orang satu-satunya yang bisa memberikan
informasi tentang masalah ini.
- Responden menjawab dengan pertimbangan normatif, berpikir baik atau jelek.
Katakan
kepadanya bahwa penelitian ini semata-mata untuk pengembangan ilmu, dan bukan
untuk kepentingan lain. Selain itu nama responden juta tidak perlu dicantumkan.
- Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab pertanyaan ini.
Katakan
kepadanya bahwa jawaban apapun dari responden itu penting, dan tidak ada yang
salah dalam menjawab.
- Responden mengatakan tidak ada waktu untuk menjawabnya, atau merasa itu bukan bidang minatnya.
Pemecahannya
adalah mengatakan bahwa dialah satu-satunya orang yang bisa memberikan
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
2.7Merancang Kuesioner Penelitian
Merancang yaitu
mendesain kuesioner yaitu suatu cara untuk membuat atau menyusun suatu
kuesioner yang baik yang dapat mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan
penelitian.
Untuk menyusun kuesioner yang baik, peneliti perlu
melakukan semacam prasurvei terlebih dahulu ke lapangan guna memperoleh
gambaran umum mengenai data apa saja yang mungkin diperlukan dan dikumpulkan
dalam penelitian dan perlu dimasukkan dalam pertanyaan kuesioner. Hal ini
penting untuk dilakukan dikarenakan suatu kuesioner yang baik harus mencakup
secara komprehensif semua data yang perlu akan tetapi cukup singkat sehingga
dapat menghindari pemborosan yang disebabkan terkumpulnya data yang tidak
relevan.
Setelah gambaran
umum mengenai data yang hendak dikumpulkan dan mengenai keadaan lapangan
penelitian diperoleh, penyusun kuesioner perlu pula mempertimbangkan hal-hal
lain seperti karakteristik calon responden (usia, tingkat pendidikan, jenis
kelamin, dan karakteristik lain), format yang akan digunakan (pertanyaan
tertutup atau pertanyaan terbuka, jawaban mengisi atau memilih dan sebagainya),
cara koding data yang dikumpulkan dan cara tabulasinya (manual atau dengan
komputer), cara analisis data
yang nanti akan dilakukan dan lain-lain.
Bagian-bagian kuesioner ada 2 bagian pokok yaitu :
a. Bagian Pengantar, yang terdiri atas
penjelasan, tujuan kuesioner, identitas peneliti (dibuat cover)
Tujuan
kuesioner dibuat untuk menjelaskan pada responden mengenai tujuan pemberian
kuesioner atau tujuan penelitian, data apa yang diharapkan, manfaat apa yang
dapat diperoleh masyarakat dari hasil penelitian, kewenangan peneliti, dan
kerahasiaan jawaban responden.
b. Bagian Isi, yang terdiri atas
identitas umum responden dan pertanyaan-pertanyaan utama.
Identitas
umum responden harus memuat hanya data mengenai responden yang benar-benar
diperlukan saja. Sedapat mungkin jangan menanyakan hal-hal yang sensitif
apabila tidak benar-benar merupakan bagian dari data yang perlu dikumpulkan.
Misalnya pertanyaan mengenai agama atau status perkawinan yang kalau tidak
memang perlu sebaiknya tidak ditanyakan.
Diluar
identitas umum responden, adalah inti dari kuesioner itu sendiri yang berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai data pokok yang diperlukan penelitian, yang
kerangkanya telah lebih dahulu dibuat berdasarkan tujuan penelitian dan
prasurvei sebelumnya.
2.8Susunan Pertanyaan
Ada
aturan umum dalam menyusun urutan pertanyaan yang dibuat, meskipun tidak
mutlak, yakni sebagai berikut:
1. Pertanyaan sensitif dan pertanyaan
model jawaban terbuka sebaiknya ditempatkan di bagian akhir kuesioner.
2. Pertanyaan-pertanyaan yang mudah
sebaiknya ditempatkan pada bagian awal kuesioner;
3. Susunlah pertanyaan dengan pola
susunan yang saling berkaitan satu sama lain secara logis.
4. Susunlah pertanyaan sesuai dengan
susunan yang logis, runtut, dan tidak meloncat-loncat dari tema satu ke tema
yang lain.
5. Jangan gunakan pasangan pertanyaan
yang mengecek reliabilitas. Misalnya, setujukah Anda terhadap aborsi? Sementara
itu di tempat lain, ada pertanyaan, tidak setujukan Anda terhadap aborsi?.
6. Gunakan pertanyaan secara singkat
dan jelas, tidak bertele-tele.
2.9Kegagalan
- Kegagalan Dalam Membuat Kuesioner
Kegagalan – kegagalan dalam membuat kuesioner /
angket yaitu:
1. Luncuran pertanyaan ganda: Jangan
menanyakan satu masalah dalam satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering
menyobek buku di perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan
apakah anda juga sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan
penjelasan secara khusus?.
2. Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari
bentuk pertanyaan seperti ini. Contoh, menurut presiden, kita harus
mengencangkan ikat pinggang dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan
ini. Anda setuju, bukan?. Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara
langsung dengan kata ‘setuju’. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan
dijawab dengan setuju.
3. Pertanyaan sensitif: Hati-hati
dengan pertanyaan sensitif seperti contoh berikut: Anda pernah melakukan
onani?; Anda pernah melakukan hubungan seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis
ini termasuk kategori sensitif, bahkan kurang ajar.
4. Pertanyaan yang menakut-nakuti:
Contoh. Di daerah ini sering terjadi perampokan dan penodongan di malam hari.
Bisa Anda sebutkan orangnya?; atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan
yang terjadi beberapa waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling
dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk menyelidikinya,
oleh karena itu tolong jawab dengan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan kami.
2.10
Pengujian Validitas,
Reabilitas Skor Kuesioner. Dan Teknik Pengolahan Data
Analisis dalam bidang ekonomi, khususnya jurusan manajemen
dalam melakukan penelitiaannya menggunakan variabel/konstruk tertentu yang
disebut variabel latern atau faktor, di mana variabel tersebut tidak diukur
secara langsung, akan tetapi melalui indikator atau dimensi untuk diteliti,
secara umum berupa butir pertanyaan/kuesioner yang terdapat alternatif jawaban
yang tersedia dengan skala ordinal (skala Likert) dengan menggunakan lima
tingkat skala alternatif jawaban. Contohnya
1
: Sangat tidak setuju (bobot 1).
2
: Tidak setuju (bobot 2)
3
: Ragu/Netral (bobot 3)
4
: Setuju (bobot 4)
5
: Sangat setuju (bobot 5)
Skala
Likert disebut ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat yang
lebih tinggi terhadap setuju dan setuju lebih tinggi terhadap ragu/netral, dan
seterusnya.
2.10.1
Uji
Validitas.
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah/valid
atau tidaknya butir kuesioner. Kuesioner dikatan valid jika butir pertanyaan
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengukuran
tingkat validitas dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Mencari korelasi antara skor butir pertanyaan
dan total skor konstruk. Dalam mengukur korelasi masing-masing skor butir
pertanyaan dengan total butir variabel X dan variabel Y dengan hipotesis:
Ho = skor butir pertanyaan berkorelasi postif dengan total
skor konstruk.
Ha = skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan
total skor konstruk.
Dalam menentukan signifikan atau
tidak signifikan dengan mrmbandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel degree
of freedom = n-k, dan daerah sisi pengujian dengan alpha 0,05. Jika r
hitung tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih besar terhadap r tabel (lihat
corrected item-total correlation) maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Berikut langkah prosesnya:
1. Pilih menu analyze, pilih submenu
scale, reliability analysis
2. Masukkan skor pernyataan tiap
konstruk kedalam kolam items.
3. Kemudian pilih Alpha.
4. Klik statistic, dan tampil windows
reliability analysis statistic.
5. Bagian descriptive for pilih item,
scale, scale if item deleted, dan correlation.
6. Kemudian klik continue.
7. Klik OK.
Contoh
output :

Dari analisis output pada uji
reabilitas diatas, lihat kolom corrected item-total correlation
merupakan nilai r hitung untuk masing-masing butir pertanyaan tiap variabel.
Nilai r hitung masing-masing butir pertanyaan positif dan negatif dan nilainya
lebih besar dari r tabel, maka disimpulkan butir pernyataan variabel di katakan
valid.
2. Pengujian validitas juga dapat
dilakukan dengan mencari korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dan total skor, dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih menu analyze, pilih submenu
correlate, lalu bivariate.
2. Kotak variabel diisi skor butir
pertanyaan dan skor total (dilakukan satu per satu konstruk).
3. Pilih coefisient correlation.
4. Klik OK.
Contoh
output :
Dari
tampilan output SPSS nonparametric correlation, terlihat bahawa korelasi antara
butir 1,2,3,4, dan 5 menunjukkan hasil yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa
semua semua butir pertanyaan dinyatakan valid.
2.10.2
Uji
Reliabilitas
Pengertian Reliabilitas adalah untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir
pertanyaan dikatakan reliabel atau andal apabila jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten.
Pengukuran
reliabilitas dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Repeated measure atau pengukuran ulang.
Dalam waktu yang berbeda, responden diberi butir pertanyaan
dan alternatif jawaban yang sama. Butir pertanyaan dikatakan andal jika
jawabannya sama.
- One shot atau pengukuran sekali saja.
Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan skali
menyebarkan kuesioner terhadap responden, dan hasil skornya diukur korelasinya
antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan komputer Statistical
program for society science (SPSS), dengan fasilitas Cronbach Alpha
(a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60.
Berikut langkah prosesnya:
- Pilih menu analyze, pilih submenu scale, reliability analysis
- Masukkan skor pernyataan tiap konstruk kedalam kolam items.
- Kemudian pilih Alpha.
- Klik statistic, dan tampil windows reliability analysis statistic.
- Bagian descriptive for pilih item, scale, scale if item deleted, dan correlation.
- Kemudian klik continue.
- Klik OK.
Contoh Output
Hasil cronbach alpha untuk konstruk sebesar 0,889 diatas
0,60, disimpulkan bahwa kontruk setiap variabel bersifat reliabel.
2.10.3
Teknik Pengolahan Data Kuesioner
Dalam
sebuah penelitian, ada beberapa pengolahan data angket yang digunakan. Untuk
contoh pengolahan data kuesioner atau angket pada makalah ini digunakan dalam
pengolahan data adalah menggunakan angket
skala likert dengan opsi jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. Adapun
Pemberian skor pada angket skala Likert
untuk pernyataan positif dan negatif dengan interval 1-4 seperti
dinyatakan dalam tabel 3.7 berikut
ini:
Tabel Pemberian
Skor Skala Likert
|
Pernyataan Sikap
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
|
Pernyataan positif
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Pernyataan negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
[Sudjana, 2011: 81]
Penilaian hasil angket dilakukan dengan
berdasarkan pedoman, dengan rumus sebagai berikut:

Respon Siswa =
X 100%
Keterangan:
S = Jumlah siswa yang memilih jawaban tertentu
N = Jumlah seluruh siswa
Untuk menafsirkan data yang
diperoleh ke dalam bentuk presentase, digunakan kriteria seperti yang tercantum
dalam Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel Kriteria analisis data angket
|
Kriteria
|
Keterangan
|
|
81-100 %
|
Sangat Kuat
|
|
61-80 %
|
Kuat
|
|
41-60 %
|
Cukup
|
|
21-40 %
|
Lemah
|
|
0-20 %
|
Sangat Lemah
|
[Riduwan, 2013: 89]
2.11
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan
Dalam Merancang Kuesioner
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam merancang kuesioner yaitu;
- Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana (mudah dipahami)
- Gunakan kalimat yang efektif (tidak mengulang kalimat)
- Jumlah pertanyaan disesuaikan dengan kebutuhan (tidak terlalu banyak)
- Pastikan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang diperlukan
- Pertanyaan detail digunakan sesuai dengan porsinya
- Hindari isu yang sensitif
- Meminimalisir bias
2.12
Kelebihan dan Kekurangan Kuesioner
Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner
merupakan instrumen yang paling sering digunakan, karena kuesioner mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat pengumpul data yang lain.
Menurut Sukardi (2012) beberapa
kelebihan kuesioner adalah sebagai berikut:
- Dapat mengungkapkan pendapat atau tanggapan seseorang baik secara individual maupun kelompok terhadap permasalahan
- Dapat disebarkan untuk responden yang berjumlah besar dengan waktu yang relatif singkat
- Tetap terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap satu permasalahan yang diteliti
- Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab sesuai dengan pendapat pribadi
- Karena diformat dalam bentuk surat, maka biaya lebih murah
- Penggunaan waktu yang relatif fleksibel sesuai dengan waktu yang telah diberikan peneliti
- Dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu yang cepat.
Disamping memiliki beberapa keunggulan
tersebut, kuesioner juga mempunyai beberapa kelemahan yang jika tidak
diperhatikan oleh peneliti dapat menyebabkan kegagalan dalam mencari informasi
yang diperlukan. Menurut Sukardi (2012) beberapa kelemahan kuesioner tersebut
adalah sebagai berikut:
- Peneliti tidak dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner
- Responden tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan
- Responden memberikan jawaban secara asal-asalan
- Kembalinya kuesioner tergantung pada kesadaran responden dalam menjawab dan mengantar lewat kantor pos.
DAFTAR
PUSTAKA
Riduwan. 2010. Belajar mudah
penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Alfabeta, Bandung : x +
244 hlm.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran.
Kencana Prenada Media Group, Jakarta : xvi+284 hlm
Sudjana, N. 2011. Penilaian
hasil proses belajar mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung: ix+168 hlm.
Sudjana, N. 2008. Media
Pembelajaran. PT. Sinar Baru Algesindo, Bandung : ix + 219 hlm.
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar