KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya kelompok kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Kurikulum MIPA. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran.
Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Untuk menunjang kemajuan dalam
bidang biologi, maka di dalam pengambilan data-data biologi tidak hanya
diperlukan data yang kulitatif saja namun juga diperlukan data yang bersifat
kuantitatif. Untuk pengambilan data secara kuantitatif, lebih mudahnya
menggunakan suatu metode yang dapat mempermudah pengolahan data tersebut.
Data-data kuantitaif biasanya akan diolah dengan menggunakan metode ilmiah .
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah statistika. maka dari itu,
penerapan statistika dalam pengolahan atau menganalisis data kuantitatif dalam
biologi merupakan salah satu bagian dari metode imliah.
Statistika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasikan dan juga mempresentasikan suatu data untuk menentukan
keputusan yang real. Sebenarnya statistika dengan statistik berbeda, jika
statistika merupakan ilmu sedangkan statistik merupakan kumpulan data,
informasi, ataupun hasil perhitungan statistika pada suatu data. Walaupun
banyak orang yang berpikiran bahwa statistika merupakan cabang dari ilmu
matematika, namun sebagian ada yang berpikiran bahwa statistika adalah bidang
yang banyak terkait dengan matematika yang dilihat secara sejarah dan
pengaplikasiaanya. Tetapi statistika dapat diterapkan pada hampir seluruh ilmu
pengetahuan, salah satunya adalah ilmu biologi.
Statistika sendiri adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasikan dan juga mempresentasikan suatu data untuk menentukan
keputusan yang real. Statistika sekarang sangat berperan dengan ilmu biologi,
sehingga ada ilmu terapan antara statistika dengan biologi yang salah satunya
adalah biostatistika atau biometri. Sedangkan biostatistika digunakan dalam
biologi untuk merancang percobaan biologi, mengoleksi data, mengumpulkan data,
dan menganalisis data. Penggunaan biometri sering digunakan untuk memecahkan
permasalah dalam biologi dengan menerapkan metode statistika. metode yang
digunakan dalam biologi untuk mendapatkan data dengan statistika adalah dengan
metode observasi, metode survei dan metode eksperimen.
Jadi pada maklah ini akan
melihat hubungan statistik dengan salah satu bagian materi dari biologi
yaitu gizi. Dimana perkembangan gizi
akan di jabarkan dengan ilmu statistik.
Dari mulai mengumpulkan data, mengolah data, dan menampilkan data
tentang perkembangan gizi.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari ilmu statistik ?
2. Apa
pengertian gizi?
3. Bagaimana
hubungannya ilmu statistik dengan
perkembangan gizi?
4. Bagaimana
cara menampilkan hasil pengolahan
data tentang perkembangan gizi?
1.3.Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui pengertian dari ilmu
statistik ?
2. Untuk
mengetahui pengertian gizi?
3. Untuk
mengetahui Bagaimana hubungannya ilmu statistik dengan perkembangan gizi?
4. Untuk
mengetahui Bagaimana cara menampilkan hasil pengolahan data tentang perkembangan
gizi ?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Statistik
Statistika adalah sebuah metode
ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, meringkus,
menyajikan ataupun menganalisis data. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran yang terperinci mengenai karakteristik data itu sendiri. Data data tersebut
digunakan dalam mengambil kesimpulan mengani nilai yang terkandung dalam
kumpulan objek yang datanya telah diambil. Dalam bukunya sudjana mendefinisikan
statistik sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
data, pengelolaan, penganalisisan dan tata cara penarikan kesimpulan
berdasarkan sekumpulan data. Sedangkan Statistik adalah merupakan hasil data,
kumpulan data yang berupa bilangan maupun non bilangan yang diperoleh dari
pengumpulan data selanjutnya akan di kolela dan diperoleh dari proses
statistika.Lebih jauh mengenai ilmu statistik. Statistik dibedakan ke dalam dua
jenis. Yakni yang pertama adalah gambaran atau rincian data yang sudah
disajikan dalam bentuk angka, bilangan, grafik, tabel dan gambar-gambar sebagai
hasil dari proses statistika. Sebagai contoh Statistik penduduk, Statistik
harga, statistik prosduksi dan sebagainya. Kemudian yang kedua, Statistik
digunakan untuk merepresentasikan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data
mengenai sebuah objek. Ukuran ini dapat berupa perhitungan mengenai kumpulan
data yang telah diambil dari sebagian objek (sample) atau seluruh data yang ada
pada objek (populasi). Oleh karena itu dalam statistik banyak terdapat istilah
rata-rata, variansi yang merupakan hasil dari proses statistik mengenai data.
Istilah ini tidak memberikan data yang tepat melainkan gambaran mengenai objek
dengan tingkat kesalahan yang juga ikut diperhitungkan. Pengertian statistik
dari berbagai aspek Lebih detail mengenai istilah statistik, secara sederahana
statistik dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yakni:
1. Statistik sebagai data atau angka,
yakni statistik merupakan kumpulan angka-angka yang diperoleh dari hasil
penelitian berulang-ulang untuk tujuan yang telah ditetapkan. Angkanya disebut
data/angka statistic ;
2. Statistik sebagai metode, yaitu cara
yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisir, menyusun, menyajikan dan
menganalisis data angka yang telah dihimpun, serta menarik kesimpulan
berdasarkan hasil analisis ; dan
3. Statistik sebagai ilmu pengetahuan,
yaitu ilmu yang mempelajari dan mengembangkan teknik-teknik analasis data
dengan cara statistik.
Adapun Kegiatan Statistika meliputi:
a.
Mengumpulkan data
b.
Menyusun data
c.
Mengolah dan manganalisis data
d.
Menarik kesimpulan
e.
Menafsirkan
2.1.1 Pengertian Datum dan Data
Di Kelas IX Anda telah mempelajari pengertian datum dan
data. Agar tidak lupa pelajari uraian berikut :
Misalkan, hasil pengukuran berat
badan 5 murid adalah 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg. Adapun tingkat
kesehatan dari kelima murid itu adalah baik, baik, baik, buruk, dan buruk. Data
pengukuran berat badan, yaitu 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg disebut
fakta dalam bentuk angka. Adapun hasil pemeriksaan kesehatan, yaitu baik dan
buruk disebut fakta dalam bentuk kategori. Selanjutnya, fakta tunggal dinamakan
datum. Adapun kumpulan datum dinamakan data.
2.1.2
Pengertian Populasi dan Sampel
Misal, seorang peneliti ingin meneliti tinggi badan
rata-rata siswa SMA di Kabupaten Tegal. Kemudian, ia kumpulkan data tentang
tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data tinggi badan seluruh
siswa SMA di Kabupaten Tegal disebut populasi. Namun, karena ada beberapa
kendala seperti keterbatasan waktu, dan biaya, maka data tinggi badan seluruh
siswa SMA di Kabupaten Tegal akan sulit diperoleh. Untuk mengatasinya,
dilakukan pengambilan tinggi badan dari beberapa siswa SMA di Kabupaten Tegal
yang dapat mewakili keseluruhan siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data tersebut
dinamakan data dengan nilai perkiraan, sedangkan sebagian siswa SMA yang
dijadikan objek penelitian disebut sampel. Agar diperoleh hasil yang berlaku
secara umum maka dalam pengambilan sampel, diusahakan agar sampel dapat
mewakili populasi.
2.1.3.
Pengumpulan Data
Menurut sifatnya, data dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
sebagai berikut:
1. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu data
cacahan dan data ukuran.
a. Data cacahan (data diskrit) adalah
data yang diperoleh dengan cara membilang. Misalnya, data tentang banyak anak dalam
keluarga.
b. Data ukuran (data kontinu) adalah
data yang diperoleh dengan cara mengukur. Misalnya, data tentang ukuran tinggi
badan murid.
2. Data kualitatif adalah data yang
bukan berbentuk bilangan. Data kualitatif berupa ciri, sifat, atau gambaran
dari kualitas objek. Sebagai contoh, data mengenai kualitas pelayanan, yaitu
baik, sedang, dan kurang. Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah
melakukan wawancara, mengisi lembar pertanyaan (questionery), melakukan
pengamatan (observasi), atau menggunakan data yang sudah ada misalnya rataan
hitung nilai rapor.
1.
Diagram
Garis
Penyajian
data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram
garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke
waktu secara berurutan. Contoh:
Berikut
simulasi diagram garis, kamu dapat mengubah-ubah diagram garis yang ada:

2.
Diagram
Batang
Diagram
batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek
penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan
dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang
terpisah Berikut simulasi diagram batang, kamu dapat mengubah-ubah diagram
batang yang ada.

3.
Diagram
Lingkaran
Diagram
lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan
bagian-bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran,
terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan
data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran. Perhatikan contoh berikut ini.
Berikut simulasi diagram lingkaran, kamu dapat mengubah-ubah diagram lingkaran
yang ada.

1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data
tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tael distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi
tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit.
2.
Distribusi
Frekuensi Kelompok
Data yang
berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi kelompok, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam
kelas-kelas tertentu. Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi
adalah sebagai berikut.
·
Langkah
ke-1 menentukan Jangkauan (J) = Xmax - Xmin
·
Langkah
ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K=
1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan
bilangan bulat positif hasil pembulatan ke bawah.
·
Langkah
ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
J
I = ––––
K.
K.
·
Langkah
ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah
interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas
terakhir.
·
Langkah ke-5 memasukkan data ke
dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas
dengan sistem turus.
Langkah ke-5 memasukkan data ke
dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas
dengan sistem turus.
3.
Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang - batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang - batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
4.
Poligon
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Berikut simulasi histogram dan poligon
Poligon Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Berikut simulasi histogram dan poligon
5.
Distribusi
Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.

6.
Ogive
(Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari disebut poligon kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Beberapa teknik penjelasan kelompok yang telah
diobservasi dengan data kuantitatif, selain dapat dijelaskan dengan menggunakan
tabel dan gambar, dapat juga dijelaskan menggunakan TeknikStatistik
yang disebut : Mean, Median, Modus.
1. Mean (Rata-Rata)
Pengertian Mean adalah
teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok
tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh
individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada
pada kelompok tersebut.
Contoh Mean :
Nilai mata pelajaran Sejarah dari 6
orang siswa SMA Anti Korupsi Jakarta adalah 80, 75, 82, 65, 90, 73. Maka, mean
untuk data tunggal tersebut adalah: (80+75+82+65+90+73)/6 = 465/6 = 77,5. Jadi
nilai rata-rata dari ke-6 siswa tersebut sebesar 77,5
v Data Berkelompok dengan Rata-Rata
Sementara
Dengan menentukan rata-rata
sementara,( rata-rata yang diduga) Xs, yaitu biasanya diambil dari titik tengah
dari frekuensi terbesar. Kemudian, menghitung besarnya simpangan tiap nilai
tengah terhadap rata-rata sementara, dengan rumus
2. Median
Median adalah nilai yang letaknya di
tengah dari data yang telah diurutkan dari nilai terkecil sampai
terbesar. Jika banyak data ganjil maka Me adalah data yang terletak tepat
yang ditengah setelah diurutkan · Jika banyak data genap maka Me adalah
ratarata dari dua data yang terletak di tengah setelah diurutkan.
a.
Median
untuk data tunggal
Median
adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me. Untuk
menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
a)
mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b)
jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:
Untuk n ganjil : Me = X1/2(n + 1)
Xn/2 + Xn/2 +1
Untuk n genap: Me = ––––––––––––
2
Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.
2
Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.
b.
Median
untuk data kelompok
Jika
data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan ke
dalam interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai mediannya
dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
3. Modus
Modus
ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi
tertinggi. Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila
memiliki dua modus disebut bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari
dua disebut multimodal. Modus dilambangkan dengan Mo.
1)
Modus
data tunggal
Modus
dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan frekuensi
tertinggi. Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh:
Tentukan modus dari data di bawah ini.
2,
1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
Jawab:
Data
yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.
2)
Modus data kelompok
Modus data kelompok dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
4. Kuartil(Q)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1)
Kuartil
data tunggal
Urutkan
data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus
sebagai berikut:
Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4
2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7
3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
2.1.6 Ukuran Penyebaran Data
Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan
informasi yang memberikan penjelasan kecenderungan data sebagai wakil dari
beberapa data yang ada. Adapun ukuran penyebaran data memberikan gambaran
seberapa besar data menyebar dari titik-titik pemusatan.
1.
Jangkauan
(Range)
Ukuran
penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau
rentangan nilai, yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.
a.
Range data tunggal
Untuk
range data tunggal dirumuskan dengan:
R
= xmaks – xmin
Contoh
: Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6,
7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Jawab:
Dari
data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi,
R = xmaks – xmin
= 20 – 3 = 17
b.
Range
data kelompok
Untuk data kelompok, nilai tertinggi
diambil dari nilai tengah kelas tertinggi dan nilai terendah diambil dari nilai
kelas yang terendah.
2.
Simpangan
Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)
Simpangan
rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan
nilai rataan hitung.
a.
Simpangan rata-rata data tunggal
Simpangan
rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
b.
Simpangan
rata-rata data kelompok
Simpangan rata-rata data kelompok dirumuskan:
Simpangan rata-rata data kelompok dirumuskan:
3.
Simpangan
Baku (Deviasi Standar) dan Ragam
Sebelum membahas simpangan baku atau
deviasi standar, perhatikan contoh berikut. Kamu tentu tahu bahwa setiap orang
memakai sepatu yang berbeda ukurannya. Ada yang berukuran 30, 32, 33, ... , 39,
40, dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan oleh ahli-ahli statistika untuk melihat
penyebaran data dalam suatu populasi. Perbedaan ukuran sepatu biasanya
berhubungan dengan tinggi badan manusia. Seorang ahli matematika Jerman, Karl
Ganss mempelajari penyebaran dari berbagai macam data. Ia menemukan istilah
deviasi standar untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan
menggunakan deviasi standar atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi
pengukuran. Deviasi standar adalah akar dari jumlah kuadrat deviasi dibagi
banyaknya data.
a.
Simpangan
baku dan ragam data tunggal
Simpangan
baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

b.
Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam
() dan Simpangan baku (s) data kelompok

2.2
GIZI
2.2.1
Pengertian
Gizi
Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata
gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti
"makanan". Gizi merupakan
terjemahan dari kata "nutrition" yang
dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai
sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke
dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan.
Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya
mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai
cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat.
Disiplin ilmu yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi
pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme,
interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi
dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada
dalam makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi
merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi
menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri
dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan
sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.
Zat
gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
1.
Nabati: Sumber
zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
2.
Hewani: Sumber
zat gizi yang berasal dari hewan.
Zat gizi
berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita
kategorikan menjadi:
1.
Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong
sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
2.
Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang
berfungsi sebagai pembangun dan penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral,
dan vitamin.
3.
Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat
gizi yang diperlukan untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah
protein, mineral, vitamin, dan air.
2.2.2
Prinsip Gizi Untuk Usia
Anak Sekolah
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk Anak Sekolah dan Remaja :
1. Mengkonsumsi
aneka ragam makanan
2. Mengkonsumsi
makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Mengkonsumsi
makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Membatasi
konsumsi lemak dan minyak (1/4 kecukupan energi)
5. Menggunakan
garam beryodium
6. Mengkonsumsi
makanan sumber zat besi
7. Membiasakan
makan pagi
8. Minum
air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup
9. Melakukan
aktivitas fisik secara teratur
10. Mengkonsumsi
makanan yang aman
11. Membaca
label pada makanan yang dikemas
2.2.3
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang
Kesehatan
yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization)
adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile
untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya. Kembali lagi
ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa
kebutuhan gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang
berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua
setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah
diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu
pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi
keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental
merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan
nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu
keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya.
Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh
maka Nutrisi dan
energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah
merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar
mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi
yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk mengkonsumsi
makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera
makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada
masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan
sepertinya harus digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat
sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk
masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini
adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah
sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.
2.2.4
Kebutuhan Gizi Seimbang
Makanan
sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan
untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi
esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila
dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi
Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi
adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan
energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan
dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari
jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se baru,
memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi
dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur
Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin
deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di
dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses
oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang terjadi
di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
2.2.5
Angka
Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi

Angka
kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan
tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur,
jenis kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda
dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah
jumlah zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan
status gizi adekuat.
AKG
yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok
penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan yang digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan
untuk individu. Dalam menentukan AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor
yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di
dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat
diubah menjadi zat gizi esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau
absorpsinya tidak komplit, sehingga AKG yang dianjurkan harus sudah
memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak di absrorpsi.
selain karbohidrat, lemak, dan protein, vitamin juga diperlukan untuk asupan gizi yang optimal. Semua
komponen tersebut sangat penting perannya dalam pembentukan otot, tulang,
sel-sel, dan mekanime kerja otak. Selain itu, orangtua disarankan untuk selalu
membiasakan anak untuk minum susu. Kandungan makro dan mikronutrien yang
terkandung di dalam susu membantu pemenuhan kebutuhan dan asupan gizi anak. Di
dalam susu, terkandung kalsium dan protein yang penting untuk proses
pembentukan tulang dan otot, serta pertumbuhan otak untuk meningkatkan fungsi
kecerdasan otak.
2.2.6
Pengaruh Status Gizi Anak Sekolah
Terhadap Kesehatan
Defisiensi
gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan
gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat juga
menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah atau
mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak cara lain lagi.
Secara
umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan
tubuh. Gizi kurang dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari kemiskinan dan
lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga diketahui
bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan
sumber-sumber energi.
Gangguan
gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan prognosis yang
lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya, gangguan gizi
memperburuk kemampun anak untuk mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang
kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik, bisa menyebabkan kematian
pada anak-anak gizi buruk.
Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan
karakteristik pertumbuhan yang relatif dan dengan sedikit masalah pemberian
makan. Usia anak-anak dimana suka mencoba mempelajari keterampilan fisik dan
menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Dan waktu lebih banyak dihabiskan di
sekolah sehingga anak-anak cenderung mulai menyesuaikan dengan jadwal rutin.
Masalah Gizi pada Anak-Anak
1.
Kurang Gizi
Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya menkonsumsi makanan
yang mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur,
daging) serta mineral terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain
itu gizi kurang dapat pula disebabkan oleh cacingan yang diderita 50%
anak-anak. Status gizi seseorang dapat dilihat dari tinggi badan, berat badan,
data biokimia, dan lainya. Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini terjadi
akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia balita.
Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas )
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan
tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat
asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena
penyakit dan kurang produktif. Untuk itu dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi
banyak makanan yang banyak mengandung karbohidrat, protein lemak, fitamin
mineral dan lain sebagainya. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun
berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan
dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng
Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya
potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air
putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi
kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang
lain, seperti manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga
teratur serta senantiasa menjaga dan memantau berat badan. Pahami dan
Praktikkan pola hidup sehat dengan prinsip Gizi Seimbang untuk menjaga keadaan
gizi tetap baik, yang akan bermanfaat bagi kesehatan kita.
2.
Kegemukan atau gizi
lebih
Kegemukan adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung energi,
protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan obesitas yang
merupakan kelebihan energi yang disimpan di dalam jaringan berupa lemak.
Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadi berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit
diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi
ini bisa dilakukan dengan memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang.
Caranya, konsumsi makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan
tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis.
Memperhatikan variasi makanan juga penting,
selain menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat
badan, dan menjaga kebersihan diri. "Berbeda dari prinsip empat sehat lima
semprna, yang hanya memperhatikan prinsip variasi makanan, tanpa menyesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan
kondisi biologis."
3.
Anemia gizi besi
Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain pucat, lemah,
lelah, menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody
sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah
makanan yang dimakan kurang mengandung zat besi. Akibat kekurangan sejumlah zat
gizi itu, sekitar 10 persen-15 persen anak usia sekolah menderita
anemia.
Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan
cara mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun
nabati. Sumber hewani contohnya daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber
nabati dapat diperoleh dari sayuran hijau. Di samping itu, anemia juga bisa
dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat besi, olahraga, tidur yang cukup,
dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti
kopi dan teh.
Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau
yang banyak mengandung zat besi, jangan langsung minum kopi atau teh karena
akan membuat zat besi yang terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap oleh
tubuh.
4.
Kurang vitamin A
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering
menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan
adalah kemiskinan dan kurangnya penegtahuan tentang gizi.
a.
Peningkatan konsumsi vitamin A
1). Buah naga
Buah unik yang satu ini adalah salah
satu buah yang kaya akan vitamin A dan sarat beta karoten yang sangat baik
untuk memelihara daya lihat mata.
2). Buah apel
Pasti
Anda tak asing dengan buah ini, banyak sekali makanan olahan dari buah apel dengan tujuan utama berinovasi
dan pastinya membuat peminat lebih menikmati buah ini meski telah dirubah
menjadi berbagai olahan.
3).
Buah Anggur
Buah
manis dengan banyak varian warna ini juga mengandung vitamin A melimpah yang
dibutuhkan oleh mata agar terhindari dari penyakit katarak dan degenerasi
makula.
4).
Wortel
Sudah
Pasti. Orang yang awam dengan kesehatan pun tahu kalau wortel mengantongi segudang manfaat
untuk mata. Selain menjaga mata tetap sehat ternyata wortel juga bisa membuat
warna mata menjadi lebih jernih, jadi tak heran jika kelinci memiliki warna
mata yang mempesona.
5) Buah manga
Mangga yang sudah matang biasanya
berwarna orange mencolok, buah mangga yang sudah seperti ini memiliki
kandungan vitamin A cukup banyak. Beda dengan yang masih muda berwana kuning
kehijauan yang rasanya asam dan biasanya dikonsumsi ibu-ibu dengan
menjadikannya rujak.
6). Sayur bayam
Jenis
sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten yang mencukupi
kebutuhan mata agar tetap sehat. Selain nutrisi tersebut, sayur bayam juga
menutrisi mata dengan bantuan lutein dan zeaxathin.
7).
Paprika
Tubuh
akan memperoleh vitamin A sekitar 60% dari satu sendok makan paprika. Selain
itu, vitamin A juga merupakan sumber vitamin C, kalium, dan kalsium.
8). Suplementasi periodic
Suplementasi periodic berguna karena sejumlah besar vitamin A
dapat disimpan dalam hati untuk penggunaan di masa yang akan datang. Vitamin A
ini dapat diberikan sebagai kapsul atau dalam bentuk larutan pekat. Kecuali
untuk anak-anak yang menderita xerophtalmia aktif, defisiensi energi dan
protein (kwashiorkor) atau beberapa penyakit pencetus yang berat, penting untuk
memastikan bahwa dosis tersebut tidak diulang lebih sering daripada dosis yang
aman.
9).
Fortifikasi makanan
Fortifikasi atau penambahan zat gizi terpilih pada unsur pokok
makanan yang umum merupakan suatu cara perlindungan status gizi yang dapat
diterima dan berhasil pada Negara dengan sistem distribusi makanan yang
tepat.Cara ini merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan konsumsi vitamin
A pada wanita hamil dan menyusui tanpa resiko teratogenik.
2.2.7
Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Gejala kekurangan yodium
adalah malas dan lamban. Pada usia anak-anak dapat menimbulkan kecerdasan (IQ)
yang lebih rendah. Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium
menyebabkan penyakit gondok.
Penanggulangan masalah kekurangan
iodium umumnya memang dilakukan dengan iodinisasi garam, yaitu menambahkan
kalium iodat, menjadi garam beriodium. Namun penggunaan garam beriodium itu
kurang berhasil dan kurang efektif bagi bayi untuk meniadakan gondokan,
kekerdilan dan keterbelakangan mental. Iklim yang panas serta lembab dan cara
masak (berbumbu, asam dan panas) yang lazim di Indonesia dapat menyebabkan
penguapan iodium. Ini tentu saja mengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan
iodium dalam garam. Demikian pula halnya pada proses pembuatan briket garam dengan
pembakaran.
Sementara injeksi atau implantasi
minyak beriodium (lipiodol) masih sulit
dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga diperlukan petugas terlatih untuk pelaksanaannya. Telah menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium di seluruh dunia harus
teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan
pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan.
dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga diperlukan petugas terlatih untuk pelaksanaannya. Telah menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium di seluruh dunia harus
teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan
pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan.
Hasil penelitian Gurevich (1962)
menunjukkan bahwa konsentrasi iodium dalam tanaman dapat ditingkatkan 10 sampai
100 kali atau lebih pada pemupukan
dengan rumput laut dan limbah industri ikan. Hasil produksi ternak pun,
seperti daging, susu dan telur, dapat sangat diperkaya iodium dengan
memberi hewan ternak itu ransum yang ditambahi iodium atau rumput laut.
Berdasarkan hal itu, Universitas Udayana bekerja sama dengan beberapa
universitas di Eropa di bawah koordinasi Prof Dr WA Rambeck dari
Universitas Munich, kini sedang meneliti kiat lain, yaitu meningkatkan
kandungan iodium dalam rantai pangan melalui pangan asal hewan atau asal
tanaman (daging, telur, beras dan sayuran) dengan menggunakan rumput laut
sebagai pakan hewan atau pupuk tanaman.
dengan rumput laut dan limbah industri ikan. Hasil produksi ternak pun,
seperti daging, susu dan telur, dapat sangat diperkaya iodium dengan
memberi hewan ternak itu ransum yang ditambahi iodium atau rumput laut.
Berdasarkan hal itu, Universitas Udayana bekerja sama dengan beberapa
universitas di Eropa di bawah koordinasi Prof Dr WA Rambeck dari
Universitas Munich, kini sedang meneliti kiat lain, yaitu meningkatkan
kandungan iodium dalam rantai pangan melalui pangan asal hewan atau asal
tanaman (daging, telur, beras dan sayuran) dengan menggunakan rumput laut
sebagai pakan hewan atau pupuk tanaman.
Dalam upaya menanggulangi kekurangan
iodium ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan. Garam beriodium sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam dapur. Cara masak bisa saja diubah tanpa
garam. Garam baru dibubuhkan saat makan. Sebaiknya garam beriodium juga
tidak dibentuk menjadi briket, karena prosesnya memerlukan pembakaran.
Masyarakat perlu terus-menerus dianjurkan makan hasil laut. Rumput laut
bagus bagi perkembangan otak, sehingga ibu hamil atau menyusui sebaiknya
makan agar-agar sebanyaknya. Kiat lain adalah memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari hewan dan tanaman.
diperhatikan dan dilaksanakan. Garam beriodium sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam dapur. Cara masak bisa saja diubah tanpa
garam. Garam baru dibubuhkan saat makan. Sebaiknya garam beriodium juga
tidak dibentuk menjadi briket, karena prosesnya memerlukan pembakaran.
Masyarakat perlu terus-menerus dianjurkan makan hasil laut. Rumput laut
bagus bagi perkembangan otak, sehingga ibu hamil atau menyusui sebaiknya
makan agar-agar sebanyaknya. Kiat lain adalah memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari hewan dan tanaman.
2.2.8
Asupan yang Aman dan Menyehatkan
a.
Makan pagi ( sarapan
)
Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat menyumbang seperempat dari
kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein.
Berdasarkan penelitian di Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain
nasi dan lauk pauk 61%, roti 15,5%, dan mi 8,6%.
b. Membawa bekal ke sekolah
Membeli makanan dan kemudian menghabiskan bersama teman-temannya adalah
hal yang mengasyikkan bagi anak-anak. Untuk meminimalkan jajan anak, sebaiknya
anak dibekali dari rumah. Dan makanan bekal adalah makanan yang disukainya dan
menarik. Sehingga anak-anak lebih tertarik dengan bekalnya. Kandungan gizi
makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7 gram protein. Makanan bekal
bisa berupa snack atau makanan lengkap dalam porsi kecil.
c. Olahraga dan aktivitas
Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan latihan fisik dan
olahraga teratur setiap hari, maka sejak usia muda sebaiknya anak dianjurkan
berolahraga dan melakukan aktivitas yang cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas
fisik antara lain menurunkan dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan
kolesterol HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.
2.2.9
Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak-Anak
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya diterapkan dalam menyusun
makanan anak-anak. Makanan dengan kandungan gizi seimbang , cukup energi dan
zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak-anak sangat dianjurkan.

Makanan yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan anak sebaiknya terdiri
dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Sebaiknya seorang ibu melakukan
pengaturan-pengaturan dalam menyusun makan untuk anak-anaknya. Pengaturan
tersebut bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik dan berpartisipasi
dalam aktivitas olahraga secara teratur.
Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya
Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat gizi sehari adalah 1900
kalori. Sedang untuk anak usia 10-12 tahun membutuhkan 1800 kalori per
hari. Untuk mencukupi energi tersebut dapat diperoleh dari makanan pokok
seperti nasi, mi, roti, dan biscuit. Sedangkan kebutuhan akan protein yang
dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan,
tempe, dan tahu. Dengan memenuhi kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya
gizi kurang dan kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat
diperoleh dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Tujuan terpenuhinya
zat-zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi, mencegah
kebutaan, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium dapat diperoleh dari
susu, ikan, dan kacang-kacangan. Begitu pula dengan zat besi yang dapat
diperoleh dari makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.
Diet seimbang untuk anak
usia 6-12 tahun yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi
kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan untuk anak antara lain:
Memenuhi kecukupan Energi
dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya.
Susunan hidangan disesuaikan
dengan pola menu seimbang,
Bentuk dan porsi disesuaikan
dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faal anak.
Memperhatikan kebersihan
anak dan lingkungan.
2.2.10
Anjuran-Anjuran
Jumlah Porsi Makan
A. Untuk anak
usia 7-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:
Nasi 4 porsi penukar (1 p
nasi = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
B. Untuk anak
laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 5 porsi penukar (1 p =
150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p
sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
C. Untuk anak
perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 4 porsi penukar (1 p =
150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
2.3 Peran
Matematika Terhadap IPA
Menurut sejarah, kemampuan manusia untuk dapat berhitung
sama tuanya dengan kemampua manusia untuk dapat menulis, yaitu sekitar 100 abad
yang lalu. Pada awalnya manusia menggunakan kemampuan berhitungnya untuk
mengetahui berapa jumlah barang-barang milik mereka. Misalnya untuk mengitung
jumlah ternak yang mereka miliki, mereka mewakilkan sebuah batu untuk setiap
ternak mereka masuk ke kandang.
Dengan demikian mereka dapat mengetahui jumlah ternak
mereka, yaitu sama dengan jumlah batu yang mereka dapat.
Dengan memiliki kemampuan untuk
berhitung ini mereka dapat mengetahui apakah ternak mereka masih utuh atau
tidak. Begitu pula dalam hal-hal lain dalam kehidupan sehari-hari.
Dari keadaan tersebut dapat kita
ketahui bahwa manusia tidak pernah lepas dari matenatika, bahkan pada masa
primitive sekalipun. Seiring dengan perkembangannya matematika selalu
mendampingi ilmu-ilmu lain, tidak terkecuali ilmu pengetahuan alam. Matematika
adalah ilmu pendukung IPA sebagai dasar perhitungan dan logika.
Dalam perkembangannya IPA tidak pernah lepas dari matematika,
bahkan IPA tidak akan bisa berkembang tannpa adanya matematika. Tanpa
matematika manusia tidak dapat mengetahui jarak bumi ke bulan, manusia tidak
dapat mengetahui jarak bumi ke matahari, dan berapa keliling bumi.
Berkat bantuan matematikalah Erathotenes (240 SM) dapat
mengetahui berapa keliling dan diameter bumi. Pada tanggal 21 Juni di Syene
(Mesir) pada tengah hari matahari berada tepat di atas kepala. Saat yang mana
di kota Alexandria yang jauhnya 500 Mil tepat berada disebelah utara Syene matahari
jatuh dnegan membentuk 7,4o. Ini dapat diukur melalui bayang-bayang
sebuah tongkat. Dengan asumsi bahwa bumi ini bulat maka keliling bumi atau
besarnya bumi dapat dihitung secara matematika. Dengan demikian Erathotenes
dapat menghitung bahwa jari-jari bumi adalah sekitar 24.000 Mil dan diameter
bumi sekitar 8.000 Mil.
Pada masa sekarang tentunya matematika pun akan semakin
berguna di bidang-bidang lain. Pada zaman modern seperti saat ini, dalam
pembuatan mesin-mesin, jembatan, bendungan, dan bahkan perjalanan ke luar
angkas pun tidak mungkin terlepas dari peranan matematika, termasuk ilmu
pengetahuan alam yang akan selalu membutuhkan matematika di dalam
perkembanganya.
Jadi, Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki
peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya.
Matematika menjadi dasar perhitungan dan logika untuk mempelajari ilmu-ilmu
lain. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah
gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.
Secara sederhana IPA adalahsuatukumpulanpengetahuan yang
tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya
ditunjukkan oleh kumpulan fakta tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan
sikap ilmiah.
Masih banyak contoh peranan dari pada matematika. Matematika
murni melayani terapanya, matematika terapan member imbalan berupa
masalah-masalah baru yang dapat menyibukkan yang murni dalam beberapa generasi.
Sebuah contoh dalam kehidupan modern terjadi sekitar tahun 1938. Perang dunia member
tuntutan praktis pada matematika sehingga paramatematikawan harus bekerja keras
untuk member jawaban apa yang sangat dibutuhkan. Matematika tahun 1938 tidak
selalu memadai untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul selama tujuh
tahun berikutnya. Penyelesaian-pnyelesaian eksak untuk masalah-masalah yang
kritis tidak mungkin bisa didapatkan dalam masa darurat. Oleh karena itu
diperlukan pendekatan yang akurat untuk menghasilkan penylesaian-penyelesaian
yang berguna. Selanjutnya metode ini berbalik kepada matematika murni dalam
bentuk masalah-masalah yang sebelumnya tidak menarik matematikawan.
Pendorong matematika adalah masalah. Masalah yang baik
membuka pandangan yang baru. Semua masalah yang baik adalah sukar, tetapi
masalah yang sukar belum tentu baik. Beberapa masalah matematika yang paling
baik merupakan masalah yang paling sederhana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa IPA memiliki peranan
sebagai pemberi masalah pada matematika yang dapat membuat matematika terus
berkembang, karena pendorong matematika adalah masalah dan IPA merupakan salah
satu sumber masalah yang paling baik bagi matematika.
BAB
III
PEMBAHASAN
Hubungan Matematika Terhadap Biologi
Matematika memiliki hubungan yang sangat penting bagi biologi.
Salah satunya adalah hubungan matematika
statistika dengan biologi pada materi system pencernaan khususnya pada
sub topik gizi. Pada sub topik gizi terdapat pembahasan mengenai gizi seimbang
dan perhitungan berat badan normal (ideal), untuk mengukur tingkat kempuan
berpikir kreatif dan kemampuan kritis siswa, guru membuat rancangan
pembelajaran dengan menyertakan Lembar
Kerja Siswa. Dimana siswa diminta untuk
mengukur berat badan mereka dengan menggunakan rumus perhitungan IMT dan
mengisinya pada kolom yang telah disediakan oleh guru dengan jumlah kolom yang
disesuaikan dengan jumlah siswa perkelas.

Setelah siswa
mengukur IMT masing – masing anggota pada setiap kelompok. Siswa diminta untuk
memberikan data kelompoknya kepada kelompok lain, sehingga table kolom yang
sudah disediakan oleh guru terisi sesuai dengan jumlah siswa perkelas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Berikut adalah contoh Lembar Kerja Siswa untuk praktikum mengenai gizi seimbang:
LEMBAR KERJA SISWA
KD. 4.9 MENGANALISIS KEBUTUHAN
KALORI BAGI INDIVIDU BERDASARKAN BMI (BODY MASS INDEX) DAN MENYUSUN MENU SATU
HARI BAGI DIRINYA BERDASARKAN BMI
Kelompok : Kelas :
Nama
Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Tujuan :
1. Menganalisis
Kebutuhan Kalori Siswa Berdasarkan BMI.
2. Menganalisis
IMT Masing – Masing Individu.
3. Mengidentifikasi
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Kebutuhan Kalori Siswa.
4. Membandingkan
Kebutuhan Kalori Siswa.
Alat
dan Bahan :
1. Anggota
Tubuh Siswa 4. Buku
Sumber
2. Timbangan
Berat Badan 5. Alat
Tulis
3. Meteran
Tinggi Badan 6.
Penggaris / Mistar
Langkah
Kerja :
1. Ukurlah
tinggi badan masing – masing anggota kelompok dengan menggunakan alat ukur
tinggi badan. Kemudian catatlah hasil pengukuran pada table tinggi badan dan
berat badan.
2. Amatilah
berat badan masing – masing anggota kelompok dengan menggunakan timbangan berat
badan. Kemudian catatlah hasil pengamatan berat badan pada table tinggi badan
dan berat badan.
3. Berbagilah
data hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan kelompok kalian pada
kelompok lainnya, sehingga mendapatkan jumlah data hasil pengukuran tinggii
badan dan berat badan semua kelompok.
4. Lengkapilah
data hasil pengukuran tinggi badan dan data pengamatan berat badan masing –
masing anggota kelompok pada table di bawah ini.
Tabel IMT
|
No
|
Kelompok
|
Berat
Badan (Kg)
|
Tinggi
Badan (M)
|
IMT
(BB)
(TB2)
|
Keterangan
|
|
1
|
1
|
50
|
158
|
20,028
|
Berat badan Ideal
|
|
2
|
1
|
45
|
155
|
18,73
|
Berat badan Ideal
|
|
3
|
1
|
48
|
160
|
18,75
|
Berat badan Ideal
|
|
4
|
1
|
61
|
167
|
22,948
|
Berat badan Ideal
|
|
5
|
1
|
67
|
150
|
29,77
|
Pre Obesitas
|
|
6
|
2
|
45
|
170
|
15,57
|
Sangat Terlalu Kurus
|
|
7
|
2
|
40
|
157
|
16,227
|
Terlalu kurus
|
|
8
|
2
|
62
|
158
|
24,85
|
Berat badan Ideal
|
|
9
|
2
|
58
|
155
|
24,141
|
Berat badan Ideal
|
|
10
|
2
|
71
|
157
|
28,80
|
Pre- Obesitas
|
|
11
|
3
|
50
|
161
|
19,289
|
Berat badan Ideal
|
|
12
|
3
|
56
|
173
|
17,39
|
Agak Terlalu Kurus
|
|
13
|
3
|
49
|
153
|
20,94
|
Berat badan Ideal
|
|
14
|
3
|
69
|
157
|
27,99
|
Pre – Obesitas
|
|
15
|
3
|
51
|
163
|
19,19
|
Berat badan Ideal
|
|
16
|
4
|
67
|
159
|
26,50
|
Pre – Obesitas
|
|
17
|
4
|
56
|
177
|
17,89
|
Agak Terlalu Kurus
|
|
18
|
4
|
47
|
159
|
18,59
|
Berat badan Ideal
|
|
19
|
4
|
82
|
156
|
33,267
|
Obesitas Kelompok 1
|
|
20
|
4
|
67
|
165
|
24,60
|
Berat badan Ideal
|
|
21
|
5
|
74
|
178
|
23,358
|
Berat badan Ideal
|
|
22
|
5
|
51
|
162
|
19,43
|
Berat badan Ideal
|
|
23
|
5
|
50
|
160
|
19,53
|
Berat badan Ideal
|
|
24
|
5
|
60
|
155
|
24,97
|
Berat badan Ideal
|
|
25
|
5
|
53
|
159
|
20,96
|
Berat badan Ideal
|
Pertanyaan
:
1. Dari
hasil pengamatan, apakah kebutuhan kalori masing – masing siswa berbeda – beda?
Jelaskan !
2. Faktor
– faktor apa sajakah yang dapat membedakan kebutuhan kalori masing – masing siswa?
3. Hal
apakah yang akan terjadi jika individu memiliki IMT dibawah normal dan diatas
normal?
4. Dari
data hasil tabel IMT buatlah masing – masing diagram batang dan diagram
lingkarannya.
Jawaban :
1. Kebutuhan kalori setiap siswa itu
berbeda – beda. Ini disebabkan karena aktivitas setiap siswa berbeda – beda,
sehingga energi yang dikeluarkan dan kalori yang dibutuhkan didalam tubuh pun
berbeda – beda.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi
kebutuhan kalori adalah aktivitas dan absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh.
3. Jika
seseorang memiliki IMT di bawah normal, maka akan mengakibatkan kurang gizi. Kekurangan gizi
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan
tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku.
Sedangkan jika seseorang memiliki IMT di atas normal maka, akan
mengakibatkan kegemukan atau gizi lebih. Gizi lebih menyebabkan obesitas yang
merupakan kelebihan energi yang disimpan di dalam jaringan berupa lemak.
Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadi berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit
diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu.
4.
|
Keterangan
|
IMT
|
|
SangatTerlaluKurus
|
1
|
|
TerlaluKurus
|
1
|
|
AgakTerlaluKurus
|
2
|
|
BeratBadan Ideal
|
16
|
|
Pre – Obesitas
|
4
|
|
ObesitasKelompok 1
|
1
|
Dari lembar kerja siswa di atas, hal ini sesuai dengan KI
dan KD yang terdapat pada mata pelajaran Matematika dan Biologi jenjang SMA.
KI dan KD Matematika SMA Kelas XII
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Pengertian
Gizi Dan Manfaatnya Bagi Tubuh . 9hlm. www.caramedis.com. Di unduh pada
tanggal 12 Oktober 2017, pk. 16.05.
Akbar, Shaleh. 2015. Pengertian Statistika . 30hlm. www.academia.edu. Di unduh pada tanggal
12 Oktober 2017, pk. 15.55.
Karmatoly. 2015. Pengertian
Statistik, Data Dan Variabel . 20hlm. www.academia.edu/9111087/PENGERTIAN_STATISTIK_DATA_Dan_Variabel.com. Di unduh pada
tanggal 12 Oktober 2017, pk. 16.55
Nandahayu, Monica. 2013. Keterkaiatan Matematika Dengan IPA. 15hlm. www.academia.edu/11064397/KETERKAITAN_MATEMATIKA_DENGAN_IPA.
Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2017, pk. 15.50.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar